Senin, 07 Mei 2012

Permainan Video Game yang Bisa Bantu Diagnosis Malaria

Para pemain video game akan segera bergabung dalam baris pertahanan dalam menangulangi malaria. Ilmuwan telah menciptakan sebuah game online yang bisa membantu mendiagnosis infeksi malaria.

Para peneliti mengembangkan permainan video game internet ini untuk mengenali pola berdasarkan pencitraan sel darah asli. Harapannya, permainan online ini dapat mempersingkat waktu yang dihabiskan untuk membedakan sel-sel darah merah yang terinfeksi dengan yang sehat.


Sejauh ini, relawan terlatih di University of California Los Angeles berhasil mendiagnosis sel darah yang terinfeksi malaria dengan tingkat ketepatan mendekati ahli patologi terlatih. Dengan variasi tingkat ketepatan sebesar 1,25% dibandingkan dengan profesional kesehatan, video game yang disebut crowdsourcing ini dapat dijadikan sebagai cara pengobatan malaria yang lebih baik.

"Idenya adalah, jika secara hati-hati menggabungkan keputusan banyak orang, bahkan yang bukan pakar, maka forum akan menjadi sangat kompetitif. Respon 1 orang mungkin baik, tetapi jika menggabungkan 20 sampai 50 orang atau para pakar dan para pemain vido game bersama-sama, tingkat ketepatan akan sangat meningkat," kata Aydogan Ozcan, profesor teknik elektro dan bioteknologi seperti dilansir Computer World, Senin (7/5/2012).

Permainan ini diciptakan oleh para peneliti di Henry Samueli School of Engineering and the Applied Science UCLA dan David Geffen School of Medicine. Saat ini crowdsourcing masih berfokus pada diagnosis malaria. Namun bisa juga diubah untuk berbagai keperluan biomedis dan lingkungan. Permainan ini dapat dimainkan siapa saja di seluruh dunia lewat berbagai perangkat komputer, mulai dari ponsel hingga komputer pribadi.

Dalam crowdsourcing, para pemain akan dikenalkan tutorial singkat mengenai karakteristik sel darah yang terinfeksi. Para gamer kemudian akan disajikan 6 buah kotak dengan 8 sel darah. Tujuan permainan ini adalah menggunakan salah satu alat untuk menetralkan sel jahat dan memilih sel-sel sehat yang tersisa. Setelah menyelesaikan sebuah tahap permainan, pemain diberikan panduan lain untuk menganalisis.

Di negara berkembang, proses menganalisis sampel darah cukup memakan waktu. Apalagi ketika jumlah dokter sedikit, diagnosis akan membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Memiliki banyak gamer untuk menyelesaikan masalah ini tidak hanya mempercepat proses diagnosis, tetapi juga meningkatkan ketepatan hasil analisis.

University of California Los Angeles sebenarnya bukan yang pertama kalinya mengembangkan permainan ini. Universitas Washington juga telah mengembangkan permainan online yang disebut Foldit, di mana para pemainnya bersaing melipat-lipat dan mengubah struktur protein dalam konfigurasi berbagai yang berbeda.

Memahami peran bahwa protein berperan penting dalam perkembangan penyakit dapat membantu para ilmuwan memecahkan kode penyakit berbahaya. Pengubahan protein ini bahkan bisa mengarah pada penciptaan protein baru untuk keperluan penelitian obat.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar