Pagi ini entah kenapa matahari
Jakarta bersinar cukup hangat sehangat sinar matahari area Purwokerto (bikin
kangen!), well..cukup membuat saya bersemangat ke kantor hari ini. Seperti
biasa sarapan pagi saya adalah bubur ayam depan kantor, pengennya 2 porsi si tapi 1 porsi aja udah sanggup
membungkam perut selama 10 jam (ditambah energen tapi). Hehe
Entah kenapa juga pagi ini
pekerjaan ngga terlalu berat, saya cek email...dan...hanya sepucuk email dari
Surveilans Officer provinsi yang berisi laporan mingguan. Segera saya proses
biar keliatan kerja ngga jadi numpuk kerjaan. “Yah ngalamat gaji buta nih.”,
rutuk hati saya. Seakan mengerti kondisi saya, datanglah seorang pria paruh
baya ke ruangan saya. Namanya Pak Jumanto, orang kantor sering manggil beliau
Pak Jum / abah / engkong (well i dunno why some peoples calls him “engkong”
even he’s from Purworejo). Saya cukup antusias dengan kedatangan beliau, soalnya saya
tahu pasti ada kisah seru yang bakal diceritain.
Saat sampai di ruangan saya
beliau bertanya, “ Mas Danu, menurut Mas Danu, Allah dzalim ngga menciptakan
neraka? Bukannya Allah itu hanya menciptakan kebaikan saja?”
“Emmm...” *mikir jawaban*
....1.....
....2.....
....3.....
“Ngga tau pak..nyerah deh”,
jawab saya pasrah.
Beliau tersenyum sesaat. “Mas
Danu pernah belajar ilmu fisika tentang gelap ngga?”, tanya Pak Jum.
Mikir sesaat. Membuka memori
jaman ababil. “Kalo tentang cahaya pernah Pak.”
“Di ilmu fisika itu tidak ada yang
namanya gelap, yang ada hanyalah cahaya.Ada cahaya atau tidak ada cahaya. Gelap
itu hanya istilah buat kita menggambarkan tidak adanya cahaya itu.”
Saya mlongo sesaat. Speechless.
Kemudian saya bertanya, “Terus hubungannya sama Allah dzalim tadi itu apa Pak
Jum?”
Beliau tersenyum lagi. Kali ini
keliatan giginya. “Nah..Allah sejatinya hanya menciptakan kebaikan saja.
Keburukan hanya istilah buat kita menggambarkan tidak adanya kebaikan dalam
diri seseorang. Contoh saja Nabi Adam, Nabi Adam as. Langsung ditempatkan di
surga setelah Allah ciptakan. Begitu pula dengan syaitan, sebelum Allah
menciptakan Nabi Adam as., dia adalah hamba Allah yang taat. Ada kebaikan dari
dalam diri syaitan. Namun setelah Nabi Adam as. tercipta, syaitan tidak mau
menaati perintah Allah. Segala kebaikan pada dirinya lenyap, sehingga dia
menjadi makhluk yang sesat dan penuh dengan keburukan. Allah sejatinya
menciptakan kebaikan, tapi ada kalanya kebaikan dalam diri seseorang itu diuji.
Diuji dengan cobaan dariNya atau dari syaitan. Jika kita berhasil melewati
ujian, kebaikan akan tetap pada diri kita. Dan jika tidak, kita akan jadi
sesat, kebaikan akan hilang pada diri kita, tersisalah keburukan. Dan Allah pun
tidak akan membiarkan kegelapan atau keburukan bisa hidup bahagia di akhirat,
itulah mengapa Allah menciptakan neraka. Tempat hukuman bagi mereka yang sesat
dan penuh keburukan.”
Saya tersenyum lebar. Pikiran
seakan cerah walau iman sedikit tertampar.
“Terima kasih Pak Jum, saya
dapat ilmu berharga hari ini.”
Beliau tersenyum sambil berlalu.
Dan saya kembali berpikir cerita beliau tadi. Jadi senyum-senyum sendiri. Hehe
Dan pertanyaan selanjutnya adalah....
“Apakah Anda akan membiarkan kebaikan dalam diri Anda hilang
dan tergantikan oleh keburukan?”
Mari kita jawab pada hati kita masing-masing. :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar